Jakarta (UNAS) – Program Studi Biologi Universitas Nasional melaksanakan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) bertema “Eksplorasi Potensi Keanekaragaman Hayati di Desa Lebakmuncang–Ciwidey sebagai Basis Pengembangan Ekowisata” pada 29 November–3 Desember 2025. Kegiatan berlangsung di Desa Lebakmuncang, Kecamatan Ciwidey, Kabupaten Bandung, dan menjadi bagian dari kurikulum wajib untuk mengasah kemampuan riset mahasiswa melalui praktik lapangan.
Ketua Program Studi Biologi, Dr. Dra. Noverita, M.Si., menjelaskan bahwa KKL menjadi ruang bagi mahasiswa untuk menerapkan teori secara langsung. “Mahasiswa mempraktikkan apa yang mereka pelajari selama di bangku perkuliahan dan menerapkannya di lapangan,” ujarnya.
Eksplorasi Lima Bidang Minat
Tahun ini, mahasiswa terjun dalam lima bidang minat: ornitologi (burung), etnobotani, jamur, vegetasi, serta herpetologi (reptil dan amfibi). Mereka melakukan observasi, identifikasi spesies, dan wawancara dengan masyarakat mengenai pemanfaatan keanekaragaman hayati untuk pangan, obat, dan pengembangan ekowisata.
Ketua Pelaksana, Alvira Noer Effendi, S.Si., M.Si., menyampaikan bahwa kegiatan ini diikuti oleh 18 mahasiswa angkatan 2023 dan 2024, termasuk mahasiswa konsentrasi Biologi Medik. Lokasi utama penelitian berada di kawasan Bukit Lebakmuncang dengan pendampingan masyarakat lokal dan LMDH.
Dari hasil eksplorasi lima hari, mahasiswa mendata 27 jenis jamur, 20 jenis tumbuhan vegetasi, 5 jenis amfibi, 5 jenis reptil, serta 28 jenis burung. Temuan tersebut menjadi gambaran potensi hayati desa yang dapat dikembangkan untuk ekowisata dan edukasi lingkungan.
Dukungan dari Masyarakat
Ketua LMDH Tambak Guruyung, Wawan Setiawan, menyampaikan apresiasi kepada UNAS. Ia menilai kegiatan ini memberi manfaat besar bagi masyarakat. “Harapan saya, kawasan kami dapat terus dijadikan wilayah penelitian terkait keanekaragaman hayati,” ujarnya. Ia juga mengajak generasi muda desa untuk terlibat agar dapat memperoleh ilmu dari kegiatan penelitian.
Suara Mahasiswa dari Setiap Bidang Minat
Pada bidang vegetasi, mahasiswa peserta KKL, Intan, menjelaskan bahwa timnya meneliti struktur tegakan vegetasi dan kaitannya dengan satwa liar. Penelitian tersebut juga akan divisualisasikan dalam bentuk tiga dimensi.
Dari bidang ornitologi, Muhadi (mahasiswa angkatan 2024) menyebutkan bahwa timnya menemukan 28 jenis burung, termasuk satu jenis burung migrasi. Temuan ini diharapkan menjadi data dasar bagi penelitian lanjutan dan pengembangan ekowisata berbasis pengamatan burung.
Sementara itu, pada bidang jamur, mahasiswa Biomedik angkatan 2022, Afifah Tri Amalia, mengidentifikasi 27 spesies jamur, termasuk tujuh jenis berpotensi pangan dan 11 jenis berkhasiat obat. Ia berharap data tersebut membantu masyarakat mengenali potensi jamur di lingkungan mereka.
Bidang etnobotani mencatat temuan tanaman obat yang digunakan masyarakat sekitar. Diyat Muhammad Diyat Alfiansyah menyoroti daun korejat (Isotoma longiflora), tanaman yang dipercaya dapat membantu mengobati katarak. Temuan ini membuka wawasannya tentang pemanfaatan tumbuhan lokal.
Sinergi Kampus dan Masyarakat
Kegiatan KKL Prodi Biologi UNAS 2025 menjadi sarana pembelajaran lapangan sekaligus memperkuat kerja sama antara kampus dan masyarakat dalam upaya pelestarian lingkungan. Desa Lebakmuncang dinilai memiliki potensi besar untuk dikembangkan sebagai destinasi ekowisata berbasis konservasi dan edukasi. (DMS)
Bagikan :


