Jakarta (UNAS) – Universitas Nasional membuka International Conference on Natural Products and Chronic Diseases (ICNCD) 2025, forum ilmiah yang mempertemukan akademisi, peneliti, dan praktisi industri dari berbagai negara untuk membahas inovasi produk alam sebagai solusi kesehatan berkelanjutan. Acara digelar pada Kamis, 4 Desember 2025, di Auditorium Universitas Nasional.
Dalam sambutan pembukaan, Wakil Rektor Bidang Penelitian, Pengabdian kepada Masyarakat, dan Kerja Sama, Prof. Dr. Ernawati Sinaga, M.S., Apt., menyampaikan bahwa konferensi ini menjadi wujud komitmen global dalam memperluas riset produk alam serta memperkuat kolaborasi lintas disiplin. Ia mengapresiasi kehadiran peserta dari berbagai negara dan menekankan pentingnya kerja sama internasional untuk menghadapi tantangan kesehatan global.
“Konferensi ini mempertemukan ilmuwan, akademisi, dan praktisi dari seluruh dunia yang memiliki kepedulian terhadap kesehatan global. Kehadiran Anda mencerminkan komitmen bersama untuk membangun masa depan kesehatan yang lebih baik dan berkelanjutan,” ujar Prof. Ernawati.

Keynote Speaker 1 Prof. Ilya Raskin, Ph.D. dari Rutgers, The State University of New Jersey, USA menyampaikan materi dalam acara The 3rd International Conference on Natural Products and Chronic Diseases (IC-NCD) 2025, Kamis, 04 Desember 2025, di Gedung Auditorium UNAS.
Konferensi bertema “Natural Products for Quality of Life: Advancing Global Health and Sustainability” ini merupakan kolaborasi UNAS dengan Center for Botanicals and Chronic Diseases (CBCD), Rutgers University, Amerika Serikat. Kerja sama ini telah berlangsung lama dan mencakup program pelatihan ilmuwan muda yang berfokus pada produk alam dan penyakit kronis.
Mendorong Inovasi Produk Alam untuk Terapi Masa Depan
Prof. Ernawati menjelaskan bahwa tema konferensi tahun ini kembali menyoroti produk alam sebagai dasar penting pengobatan tradisional yang kini berkembang menjadi sumber inspirasi penemuan obat modern. Peningkatan kasus penyakit kronis seperti kanker, diabetes, dan gangguan kardiovaskular membuat kebutuhan terapi yang aman dan efektif semakin mendesak.
Ia menekankan bahwa produk alam memiliki potensi besar karena keragaman senyawa aktif dan kecenderungannya lebih ramah bagi manusia serta lingkungan. Namun, pemanfaatannya harus mengikuti prinsip konservasi dan keberlanjutan melalui pendekatan ilmiah multidisipliner.
Keynote Speaker 2 Prof. Raymond R. Tjandrawinata, Ph.D. dari Dexa Medica, Indonesia menyampaikan materi dalam acara The 3rd International Conference on Natural Products and Chronic Diseases (IC-NCD) 2025, Kamis, 04 Desember 2025, di Gedung Auditorium UNAS.

Selama dua hari pelaksanaan konferensi, peserta membahas perkembangan terkini di bidang kimia produk alam, farmakologi, bioteknologi, dan pengobatan integratif. Diskusi juga menekankan pentingnya pengelolaan sumber daya alam secara bertanggung jawab untuk mendukung kesehatan global jangka panjang.
Hadirkan Pembicara dari Lima Negara
ICNCD 2025 menghadirkan para pakar dari lima negara: Amerika Serikat, Qatar, Malaysia, dan Indonesia. Beberapa pembicara utama yang hadir antara lain:
- Prof. Dr. Ilya Raskin – Rutgers University
- Prof. Raymond R. Tjandrawinata, Ph.D. – Dexa Medica Indonesia
- Dr. Diana Glasser Cheng – International Flavonoid Congress, Amerika Serikat
- Prof. Vyacheslav Dushenkov, Ph.D. – City University of New York
- Prof. Asif Muhammad Khan – University of Doha for Science & Technology, Qatar
- Prof. Dr. Siti Efliza Ashari – Universiti Putra Malaysia
UNAS juga menghadirkan para peneliti internal, termasuk Dr. Vivitri Dewi Prasasty, M.Si., selaku Ketua Panitia ICNCD 2025.

Keynote speaker, dan invited speaker dalam acara The 3rd International Conference on Natural Products and Chronic Diseases (IC-NCD) 2025, Kamis, 04 Desember 2025, di Gedung Auditorium UNAS.
Pentingnya Kolaborasi Global dalam Riset Produk Alam
Dalam sesi keynote, Prof. Ilya Raskin menegaskan pentingnya sinergi global antara sains modern dan pengetahuan tradisional. Ia memaparkan perkembangan konsorsium CBCD sejak 2014 yang telah melatih 56 ilmuwan muda dari Indonesia, Tajikistan, Ekuador, dan Amerika Serikat. Konsorsium ini diperpanjang hingga 2030 sebagai upaya memperluas kemampuan riset global.
Menurut Prof. Raskin, CBCD telah menghasilkan 79 publikasi ilmiah dan 32 presentasi konferensi, serta mengirim peserta pelatihan ke lokasi biodiversitas dunia seperti Ekuador, Tajikistan, Kalimantan, dan Taman Nasional Gunung Halimun Salak. Program ini akan terus diperluas dengan target melatih 39 ilmuwan baru hingga 2030.
Ia juga menyoroti peran Global Institute for Bio-Exploration (GIBEX) yang kini memiliki jejaring lebih dari 30 negara. Indonesia menjadi salah satu pemimpin dalam pengumpulan sampel metabolom tanaman melalui kerja sama UNAS–BRIN.
Integrasi Riset, Regulasi, dan Industri
Keynote speaker lainnya, Prof. Raymond R. Tjandrawinata, menekankan perlunya kolaborasi erat antara akademisi, startup, dan industri farmasi untuk mempercepat transformasi bahan alam menjadi produk kesehatan modern. Ia memaparkan sejumlah inovasi Dexa Group, seperti Inlacin (DLBS3233) dan Redacid (DLBS2411) yang telah melalui uji praklinik dan klinik.
Prof. Raymond juga menegaskan pentingnya memenuhi standar regulasi internasional guna menjamin keamanan dan efektivitas produk berbasis bahan alam serta mendorong konsep Green Pharmacy yang ramah lingkungan.
37 Presenter Terpilih dan Peserta dari Delapan Negara
Ketua Panitia, Dr. Vivitri Dewi Prasasty, melaporkan bahwa sebanyak 37 presenter terpilih memaparkan riset unggulan dalam bidang produk alami. Peserta konferensi hadir dari delapan negara, yaitu Indonesia, India, Malaysia, Korea Selatan, Maroko, Palestina, Filipina, dan Turki, serta perwakilan Qatar dan Amerika Serikat melalui pembicara utama.
Keragaman peserta mencerminkan tingginya minat global terhadap riset produk alam sebagai solusi penyakit kronis dan tantangan kesehatan masa depan.
Penyerahan Sertifikat Program Trainee CBCD
Konferensi juga menjadi ajang penyerahan sertifikat bagi peserta Program Trainee CBCD Indonesia yang mengikuti pelatihan riset berbasis biodiversitas dan konservasi. Sertifikat diberikan kepada:
- Program Magister Sains: Muhammad Yusran
- Program Doktor: Ana Yulyana, Suprihatin, Desi Nadya Aulena, Sarah Zaidan, dan Aria Chandra Gunawan Triwibowo Soedomo
FBS UNAS dan RT Academy Bahas Jurnalisme Global dan Disinformasi dalam Workshop Internasional
UNAS Perkuat Jejaring Internasional
ICNCD 2025 kembali menegaskan posisi UNAS sebagai pusat pertukaran ilmiah dan kolaborasi internasional di bidang produk alam. Konferensi ini menjadi ruang berbagi gagasan, menghadirkan peluang riset bersama, dan memperkuat kontribusi perguruan tinggi Indonesia dalam pembangunan kesehatan global yang berkelanjutan. (DMS)
Bagikan :


