Jakarta (UNAS) – Universitas Nasional mempertahankan capaian Tipologi 1 dalam Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) selama tiga semester berturut-turut. Atas konsistensi tersebut, UNAS menerima apresiasi dari Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah III. Penghargaan ini menjadi bukti bahwa budaya mutu telah berjalan kuat dan terintegrasi dalam tata kelola universitas.
Kepala Badan Penjaminan Mutu UNAS, Dr. Muhani, S.E., M.Si., menjelaskan bahwa Tipologi 1 merupakan kategori tertinggi dalam penilaian LLDIKTI. Penilaian dilakukan berdasarkan efektivitas inovasi pada siklus PPEPP (Penetapan, Pelaksanaan, Evaluasi, Pengendalian, dan Peningkatan) yang dilaporkan melalui aplikasi SPMI Dikti setiap semester. Laporan tersebut diverifikasi fasilitator wilayah dan divalidasi oleh tim LLDIKTI.
“Yang membuat pencapaian ini bermakna adalah konsistensinya. Selama tiga semester kami mampu mempertahankan Tipologi 1. Ini menunjukkan bahwa sistem penjaminan mutu bukan sekadar formalitas, tetapi sudah menjadi bagian dari budaya organisasi,” ujar Muhani kepada Humas UNAS, Jumat (5/12/2025).
Strategi Mutu yang Berkelanjutan
Untuk menjaga konsistensi mutu, UNAS menerapkan beberapa langkah strategis:
- Penguatan SPMI melalui monitoring dan evaluasi rutin di setiap unit kerja.
- Pelaksanaan siklus PPEPP secara konsisten, dengan tindak lanjut perbaikan setiap semester.
- Digitalisasi penjaminan mutu melalui pengembangan web BPM serta aplikasi SIMONAS dan AMI, sehingga proses evaluasi lebih terstruktur.
- Peningkatan kapasitas SDM melalui pelatihan bagi auditor internal dan tim penjaminan mutu.
- Penguatan budaya mutu lewat sosialisasi, workshop, dan kampanye internal.
- Benchmarking ke perguruan tinggi nasional dan internasional untuk mendorong perbaikan berkelanjutan.
Dampak pada Reputasi dan Daya Saing
Menurut Muhani, capaian ini meningkatkan kepercayaan publik, calon mahasiswa, dan mitra institusional. Rekam jejak penjaminan mutu yang solid turut memperkuat proses akreditasi program studi dan institusi.
Peningkatan kepercayaan tersebut terlihat dari bertambahnya kerja sama institusi hingga 50 persen serta kunjungan benchmarking dari 16 perguruan tinggi sepanjang 2025. Secara global, penguatan sistem mutu juga mendukung posisi UNAS dalam pemeringkatan internasional seperti QS dan THE.
Tantangan dan Upaya Penyelesaian
UNAS tetap menghadapi sejumlah tantangan, seperti perubahan pola pikir, keterbatasan sumber daya, koordinasi antarunit, konsistensi dokumentasi, dan penyesuaian terhadap regulasi baru.
Solusi yang dijalankan meliputi sosialisasi intensif, investasi bertahap pada SDM dan teknologi, rapat koordinasi berkala, pemanfaatan aplikasi untuk meminimalkan kesalahan, serta pembangunan sistem yang tidak bergantung pada individu.
Rencana Penguatan Mutu ke Depan
UNAS menyiapkan beberapa langkah lanjutan untuk memperkuat mutu institusi:
- Pencapaian akreditasi internasional bagi lima program studi dalam 2–3 tahun.
- Pengembangan sistem penjaminan mutu digital yang lebih cerdas dan terintegrasi.
- Penguatan budaya mutu hingga level unit dan individu dosen.
- Pelibatan stakeholder melalui mekanisme umpan balik yang lebih sistematis.
- Peningkatan kapasitas SDM melalui pelatihan dan sertifikasi lanjutan.
- Publikasi praktik baik penjaminan mutu.
- Monitoring dan perbaikan berkelanjutan untuk mencapai skor optimal pada setiap indikator.
“Penghargaan ini bukan titik akhir, tetapi bagian dari perjalanan panjang peningkatan mutu. Kami akan terus berinovasi dan memberikan yang terbaik bagi pendidikan tinggi Indonesia,” tutup Muhani.
Dengan komitmen tersebut, UNAS menegaskan bahwa penguatan sistem mutu bertujuan meningkatkan kualitas pembelajaran dan daya saing lulusan di tingkat global. (DMS)
Bagikan :


