UNAS – Wakil Rektor Bidang Akademik, Kemahasiswaan, dan Alumni Universitas Nasional (UNAS), Dr. Erna Ermawati Chotim, M.Si., menyampaikan pandangan dan rekomendasi strategis terkait penguatan kapasitas sumber daya manusia (SDM) dan pembangunan daerah berbasis pendidikan tinggi. Pandangan ini disampaikannya dalam Dialog Nasional bertajuk Paradigma Baru Evaluasi Pendidikan, yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan bekerja sama dengan Komisi X DPR RI, di Hotel Mercure, Samarinda, Kalimantan Timur, pada Sabtu (24/5).
Kegiatan ini menghadirkan berbagai pemangku kepentingan pendidikan, mulai dari perguruan tinggi, pemerintah daerah, hingga lembaga terkait lainnya. Forum ini menjadi bagian dari upaya kolektif dalam meningkatkan kualitas pendidikan nasional, khususnya di wilayah 3T (Terdepan, Terluar, dan Tertinggal).
Tokoh Pendidikan Hadir dan Beri Gagasan
Acara dibuka secara resmi oleh Prof. Toni Toharudin, S.Si., M.Sc., Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan Kemendikbudristek, yang juga bertindak sebagai narasumber utama.
Turut hadir sebagai pembicara kunci:
- Dr. Erna Ermawati Chotim, M.Si. – Wakil Rektor UNAS
- Dr. Ir. Hetifah Sjaifudian, MPP. – Ketua Komisi X DPR RI
Sementara itu, peserta lainnya mencakup pejabat daerah, akademisi, dan praktisi pendidikan, antara lain:
- Dra. Sri Wahyuni, M.P.P. – Sekretaris Daerah Provinsi Kalimantan Timur
- Irsyad Zamjani, M.Si., Ph.D. – Kepala Pusat Standar Kebijakan Pendidikan
- Tendas Teddy Soesilo, S.Pd., M.Pd. – Wakil Kepala BPMP Kaltim
- Wiwik Setiawati, M.Pd. – Kepala BGTK Kaltim
- Ir. Rahmat Ramadhan, ST., MM. – Plt. Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Prov. Kaltim
- Helena, M.Pd. – Sekretaris Disdik Kota Samarinda
- Prof. Dr. Lambang Subagiyo, M.Si. – Wakil Rektor I Universitas Mulawarman
- Dr. Bibit Suhatmady, M.Pd. – Wakil Dekan III FKIP Unmul
- Drs. Irianto, M.Si. – Wakil Ketua IV Bidang Diklat PGRI Kaltim
- Dr. Abdul Rozak Fahrudin, M.Pd. – Ketua MKKS SMA Samarinda
- Qonitah Basalamah, M.Si. – Ketua Pusat Studi Kajian Sosial dan Politik
Komitmen Pemerintah terhadap Evaluasi Pendidikan
Dalam sambutannya, Prof. Toni Toharudin menyatakan komitmen pemerintah untuk menjamin sistem evaluasi pendidikan yang adil dan objektif:
“Kami berkomitmen untuk memastikan setiap siswa di seluruh Indonesia dinilai secara adil dan objektif. Ini akan meningkatkan kualitas pendidikan kita secara menyeluruh.”
Sebagai wujud konkret, pemerintah memperkenalkan Tes Kemampuan Akademik (TKA) sebagai instrumen evaluasi nasional yang diharapkan mampu mengubah paradigma penilaian pendidikan. Penjelasan lebih lanjut mengenai TKA disampaikan oleh Irsyad Zamjani, Ph.D., Kepala Pusat Standar Kebijakan Pendidikan.
TKA dirancang untuk:
- Mengukur capaian akademik siswa
- Melengkapi sistem penilaian yang telah ada
- Tidak menentukan kelulusan (kelulusan tetap ditentukan satuan pendidikan)
- Menjadi bahan pertimbangan seleksi pendidikan lanjutan
Pendidikan Tinggi sebagai Fondasi Penguatan SDM
Dalam paparannya, Dr. Erna Ermawati Chotim menekankan pentingnya pendidikan tinggi sebagai fondasi penguatan SDM yang berdampak langsung pada kemajuan daerah, khususnya di wilayah 3T. Ia menyoroti kesenjangan akses, fasilitas, dan kualitas pendidikan sebagai tantangan utama yang perlu segera diatasi.
“Penguatan kapasitas SDM melalui pendidikan tinggi sangat penting untuk meningkatkan nilai guna bagi pembangunan daerah,” tegasnya.
Strategi yang diusulkan meliputi:
- Penguatan pendidikan di desa
- Implementasi Program Kampus Merdeka di wilayah 3T
- Perluasan akses beasiswa dan pelatihan keterampilan
Dr. Erna juga memaparkan tujuh pilar penguatan SDM, yaitu:
- Pendidikan dan pengembangan diri
- Jaringan dan hubungan sosial
- Karakter dan pola pikir (mindset)
- Perencanaan dan eksekusi
- Adaptabilitas dan inovasi
- Kesehatan dan keseimbangan hidup
- Kontribusi dan tujuan hidup (purpose)
Tantangan Evaluasi: Meninjau Kembali Skor PISA
Dalam sesi lainnya, Dr. Hetifah Sjaifudian menyoroti pentingnya reformasi sistem evaluasi pendidikan nasional. Ia mengungkapkan bahwa meskipun peringkat Indonesia dalam Programme for International Student Assessment (PISA) menunjukkan sedikit peningkatan, skor kemampuan siswa dalam membaca, matematika, dan sains mengalami penurunan dari tahun 2009 hingga 2022.
“Kemampuan rata-rata siswa Indonesia masih berada di level 1. Ini menunjukkan bahwa pemahaman siswa kita masih rendah,” jelasnya.
Sesi Berbagi yang Menginspirasi
Kegiatan ini ditutup dengan sesi berbagi dari para praktisi pendidikan yang bertujuan untuk menginspirasi generasi muda. Narasumber dalam sesi ini antara lain:
- Atikah Dinarti, S.E., M.B.A. – Tenaga Ahli Ketua Komisi X DPR RI
- Khoirul Abror Ad-Dluha Ghoni, S.A.P., M.A.P. – Sekretaris Prodi Administrasi Publik UNAS
- Nur Wahidin, S.Kep., M.M., C.P.S. – Kepala Bagian Pelayanan dan Informasi Penerimaan Mahasiswa Baru UNAS
Forum ini menyepakati bahwa transformasi pendidikan nasional harus ditopang oleh kolaborasi lintas sektor serta keberpihakan pada pembangunan SDM yang berkeadilan dan berkelanjutan.(MPR)
Bagikan :


