Jakarta (UNAS) – Fakultas Teknologi Komunikasi dan Informatika (FTKI) menyelenggarakan Webinar dengan tema “Cyber Education 5.0” pada Rabu, 10 Maret 2021 secara daring. Kegiatan ini turut dihadiri Dekan FTKI UNAS Dr. Septi Andryana, S.Kom., MMSI., Wakil Dekan FTKI UNAS Dr. Fauziah, S.Kom., MMSI., Ketua Program Studi Sistem Informasi Dr. Agung Triayudi, S.Kom., M.Kom., para dosen dan mahasiswa di lingkungan FTKI.
Webinar kali ini menghadirkan pembicara Wakil Rektor Bidang Akademik UNAS Prof. Dr. Iskandar Fitri, S.T.,M.T. dan Wakil Rektor Bidang Akademik Universitas Siber Asia Dr. Ucuk Darusalam, S.T., M.T. Dengan moderator Dosen FTKI UNAS Ir. Endah Tri Esthi Handayani, MMSI. yang juga Kepala Bidang Implementasi SPMI dan SPME UNAS.
Dalam sambutannya, Ketua Pelaksana Ira Diana Sholihati, S.Si., MMSI., mengungkapkan turut berterima kasih kepada pihak-pihak yang telah mendukung dan terselenggaranya kegiatan ini. “Terutama kepada Universitas Nasional yang telah memfasilitasi kegiatan ini kemudian kepada para narasumber yang bersedia memaparkan materi yang sangat berharga,” kata Ira.
Pada kesempatan yang sama, Dekan FTKI Dr. Septi Andryana, S.Kom., MMSI., mengatakan bahwa kegiatan ini merupakan webinar yang diselenggarakan oleh program studi sistem informasi pada semester ganjil 2020/2021 dengan mengusung tema cyber education 50.
Dalam pemaparannya, Wakil Rektor Bidang Akademik UNAS Prof. Dr. Iskandar Fitri, S.T., M.T., menjelaskan bahwa cyber education harus menjadi titik awal bagi komunitas sebagai sumber inspirasi dari semua sektor seperti perguruan tinggi yang bergerak di riset atau pembelajaran.
Apalagi kedepan, tatanan kehidupan akan berubah menjadi society 5.0 yaitu konsep yang menekankan kepada unsur manusia sehingga dalam era society 5.0 ini manusia dituntut menjadi smart people. “Oleh karena itu, untuk mewujudkan smart people kita harus menggunakan mindset Information and Communication Technology (ICT) sebagai ujung tombak semua aktivitas kita,” ucapnya.
Prof. Iskandar pun menekankan bahwa ICT mampu meningkatkan kualitas hidup manusia secara radikal, lebih baik dan lebih baik lagi. Namun hal itu, masih terhalang dengan adanya faktor dari diri manusia itu sendiri karena masih belum banyak menyadari pentingnya ICT. “Padahal dengan kita menyadari hal itu, pada saat tatanan kehidupan kita sudah masuk era society 5.0 akan terciptanya kehidupan yang jauh lebih baik lagi bagi setiap individu, komunitas, organisasi dan negara yang telah mempersiapkan dirinya minimal dari masa ini,” ucapnya.
Menurut Prof. Iskandar yang juga Guru Besar FTKI UNAS, hal itu juga perlu dibarengi dengan pengambilan keputusan yang tepat. “Ketika kematangan puncak konvergensi dan integrasi semua teknologi tersebut pada 2025 terjadi, maka akses data relatif akan menjadi mudah dan murah dalam rangka untuk berbantuan penciptaan suatu kehidupan menjadi lebih baik lagi, sehingga nilai mahalnya adalah pada keputusan yang dibuat berdasarkan data tersebut untuk diimplementasikan dalam kehidupan nyata,” kata Prof. Iskandar.
Sementara itu, Wakil Rektor Bidang Akademik, Kemahasiswaan, Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Siber Asia Dr. Ucuk Darusalam, S.T., M.T., menyampaikan bahwa saat ini setiap orang harus beradaptasi dengan perkembangan zaman yang dalam setiap aspeknya menggunakan sistem daring atau online termasuk dalam dunia pendidikan. Ia pun mengungkapkan perubahan terjadi karena adanya invasi teknologi informasi dan komunikasi.
“Yang mendorong kita berubah adalah teknologi, cepat atau lambat invasi teknologi informasi komunikasi itu juga akan merubah perguruan tinggi semua pola kehidupan akan berubah saya melihat perguruan tinggi di Indonesia sudah berubah mengalami fenomena transisi yang awalnya pembelajaran online melalui web based namun seiring perkembangan 3G dan 4G mengarah ke mobile learning,” jelas Ucuk.
“Jadi itu yang mempengaruhi evolusi dunia pendidikan kita. Pun dalam hal metode dan juga tata kelola kita sudah beranjak dari online learning ke mobile learning jika nanti 5G sudah masuk artinya kita berubah lagi ke ubiquitous learning kemudian kita berkembang lagi karena artificial intelligence akan terus berkembang sehingga tatanan pun akan terus berubah dan beralih,” ungkapnya.
Ia juga mengingatkan dengan adanya invasi keterlibatan teknologi artificial intelligence di dalam sistem pendidikan, perguruan tinggi perlu mempersiapkan diri agar mampu beradaptasi di era 5.0. “Jadi ini merupakan suatu fenomena bahwa perguruan tinggi juga harus beradaptasi, kita sebagai Dosen juga harus beradaptasi jangan sampai tenaga pendidik nantinya tergeser. Ini menjadi warning bagi kita bahwa perubahan ini sangat cepat sekali kita tidak bisa mengandalkan cara konvensional yang sudah lama yang itu lagi itu lagi,” papar Ucuk.
Ucuk pun menuturkan bahwa dalam tata kelola perguruan tinggi kedepannya harus melibatkan artificial intelligence. Dengan begitu, perguruan tinggi di Indonesia akan beralih menjadi soft university di era 5.0. “Tantangan kita dimasa yang akan datang bahwa soft university ini dengan 5.0 juga kelebihannya ini menjadikan kita sebisa mungkin mengantisipasi perubahan tersebut,” tuturnya.
Dalam acara ini juga dilakukan games yang diikuti oleh seluruh dosen dan mahasiswa serta diakhiri dengan foto bersama dan pembacaan doa. (*DMS)
