Jakarta (UNAS) – Program Studi Agroteknologi Universitas Nasional (UNAS) kembali melaksanakan Kuliah Kerja Lapang (KKL) 2025 sebagai agenda tahunan untuk mengasah keterampilan mahasiswa di bidang pertanian. Kegiatan ini berlangsung di Dusun Karangduwet I, Desa Karangmojo, Kecamatan Karangmojo, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, pada 19–28 Agustus 2025. Sebanyak 24 mahasiswa terlibat dalam kegiatan ini dengan didampingi empat dosen pembimbing.
Melalui KKL, mahasiswa diarahkan untuk mengintegrasikan ilmu yang diperoleh di kelas dengan kondisi nyata di lapangan. Selama sepuluh hari, mahasiswa melakukan observasi pertanian, penelitian survei, serta pengumpulan data primer dan sekunder. Diskusi rutin dengan dosen pembimbing juga dilaksanakan setiap malam untuk mengasah kemampuan analisis mahasiswa sekaligus merumuskan solusi atas berbagai tantangan yang dihadapi petani setempat.
Ketua Program Studi Agroteknologi UNAS, Ir. Etty Hesthiati, M.Si., menyampaikan bahwa kegiatan ini tidak hanya menjadi program akademik, tetapi juga wadah pembentukan karakter dan kepedulian sosial mahasiswa.
“KKL menjadi momentum penting bagi mahasiswa untuk melihat langsung permasalahan nyata di bidang pertanian sekaligus melatih mereka menemukan solusi berbasis riset. Kegiatan ini juga merupakan bentuk implementasi Tri Dharma Perguruan Tinggi, yakni pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat,” ujarnya.

Selain penelitian, mahasiswa juga melaksanakan pengabdian masyarakat di Desa Karangmojo dengan berbagai topik, mulai dari pemanfaatan limbah organik, penghijauan, hingga transfer inovasi teknologi tepat guna bagi petani. Aktivitas ini diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat sekaligus mempererat hubungan akademisi dengan komunitas lokal.
Peserta KKL juga melakukan kunjungan ilmiah ke Taman Teknologi Pertanian Nglanggeran dan Sabila Farm di DIY. Melalui kunjungan tersebut, mahasiswa memperoleh wawasan baru mengenai praktik pertanian modern, konsep agribisnis berkelanjutan, serta peluang inovasi pertanian yang dapat diterapkan di tingkat lokal.
“Bagi mahasiswa, KKL menjadi ajang untuk mengembangkan sikap mandiri, memperluas wawasan, dan menyiapkan diri menghadapi dunia kerja. Sementara itu, bagi dosen, kegiatan ini membuka ruang untuk penelitian, pengabdian, sekaligus pertukaran informasi dengan masyarakat. Program studi juga mendapat manfaat besar, baik dari sisi promosi maupun penguatan eksistensi di masyarakat,” tambah Etty.
Dengan pelaksanaan yang terstruktur, kolaboratif, dan berorientasi pada pengalaman lapangan, KKL Agroteknologi UNAS 2025 diharapkan dapat mencetak lulusan yang tidak hanya unggul secara akademik, tetapi juga memiliki kepedulian lingkungan, daya saing global, serta komitmen terhadap pembangunan pertanian berkelanjutan di Indonesia.(SAF)
Bagikan :


