MANFAATKAN MOMEN PEMILU, FH UNAS GELAR SEMINAR NASIONAL

“Ngobrol Publik Refleksi Pemilu Serentak 2019 & Narasi People Power”.

JAKARTA (UNAS) – Polemik Pemilihan Umum (PEMILU) yang dilaksanakan secara serentak pada tanggal 17 April lalu semakin memanas, ditambah lagi dengan pengumunan hasil penghitungan suara PEMILU pada (21/5). Dengan memanfaatkan moment yang terjadi di Indonesia, Fakultas Ilmu Hukum menggelar Seminar Nasional  dengan mengangkat tema “Ngobrol Publik Refleksi Pemilu Serentak 2019 & Narasi People Power”.

Seminar yang dilaksanakan pada (20/5) mengundang beberapa tokoh yang aktif berpolitik seperti : Tim BPN Prabowo-Sandi Kawendra, Pengamat Politik & Direktur Lingkar Madani Ray Rangkuti dan Politisi PSI-Tim TKN Jokowi-Ma’aruf Amin Rian Ernest . Menurut Ernest, istilah People Power itu sendiri sudah ada sejak tahun 86, yang pada waktu itu terjadi di Fhilipina. “Bicara mengenai people power, nah people power ini memang sangat lekat sekali dengan asia, terutama filipina dan istilah ini sudah ada sejak tahun 86, kalau sekarang people power itu konteksnya semua bergerak menggerakan narasi politik kita visi misi kita dengan cara yang benar”, jelas Politisi PSI-Tim TKN Jokowi-Ma’aruf Amin itu.

Pada kesempatan yang sama, Tim BPN Prabowo-Sandi juga mengutarakan pendapat yang sama mengenai People Power. Menurut Kawendra, People Power bisa menjadi dua pengertian, baik secara harafiah maupun secara terminologi politik. “Kalau secara harafiah, people power itu adalah kekuatan rakyat, jadi dari mulai pemilu sebelumnya mas-mas yang ada di KPU sudah menjadi people power, tapi secara terminologi politik, people power itu adalah bagaimana cara penyampaian asipasi, keluhan, pendapat yang di dukung oleh Undang-undang,” jelas Kawendra.

People power mengacu pada revolusi sosial damai yang terjadi di Filipina sebagai akibat dari protes rakyat Filipina melawan Presiden Ferdinand Marcos yang telah berkuasa 20 tahun. People power dikenang sebagai perlawanan damai yang ditandai dengan demonstrasi jalanan setiap hari yang terutama diadakan di Epifanio de los Santos Avenue (EDSA). Peristiwa ini juga dianggap sebagai momen yang melahirkan kembali demokrasi di Filipina.

PEMILU yang diadakan serentak pada tahun ini, disebut-sebut sebagai PEMILU yang paling kompleks. Pesta demokrasi yang seharusnya menjadi ajang menyuarakan hak pilihnya justru perlu dikaji ulang. Pasalnya PEMILU serentak justru mengurangi kualitas politik. Seperti yang disampaikan oleh Ernest, “Pemilu tahun ini adalah pemilu yang paling kompleks sedunia, kita demokrasi yang paling kompleks. Lebih baik jangan serentak seperti ini, niatnya bagus untuk mengirit anggaran tapi kita juga harus melihat kualitas berpolitik, kalau serentak orang jadi engga fokus lagi,” ungkapnya.

Pengamat Politik & Direktur Lingkar Madani Ray Rangkuti juga menambahkan bahwa PEMILU di Indonesia perlu perhatian khusus dengan sistem yang setiap periodenya berubah-ubah. “Sejujurnya saya adalah orang yang paling tidak suka dengan sistem PEMILU yang ada di Indonesia yang setiap periodenya berubah-ubah dan ini memerlukan perhatian khusus,” imbuh Ray. Sementara itu, Kawendra juga mengutarakan pendapatnya mengenai PEMILU serentak yang telah dilaksanakan April lalu. “Dari pemilu serentak ini konsekuensinya adalah DAPIL dan calon  Legeslatif  kurang perhatian oleh masyarakat, ini adalah PR kita jika terjadi pemilu serentak untuk bagaimana cara memangkas biaya, kita juga harus tau kualitasnya yang menjadi calon Legeslatif  yang ada di Senayan, jangan sampai kita enggak tau,” sambung Kawenda. (*TIN)

Bagikan :

Info Mahasiswa

Related Post

Prodi Magister AP Adakan Bedah Buku, Kritisi Kebijakan Pemerintah di Era Covid-19
BPM Unas Ajak Fakultas dan Biro Lakukan Pengembangan Konten Website
FH UNAS Adakan Webinar Nasional Bahas Strategi Peroleh Hak Merk dan Perlindungan Hukum Merk
Program Studi Sosiologi Akreditasi Dengan Nilai UNGGUL
HIMAPAR DUKUNG PEMERINTAH KEMBANGKAN WISATA HALAL
25 Tahun Mengabdi, UNAS Berikan Penghargaan Satya Lencana

Kategori Artikel

Berita Terbaru

Jadwal pelaksanaan PLBA T.A 2024/2025

Hari : Kamis 

Tanggal : 19 September 2024

Pukul : 07.00 – 17.00 WIB

Auditorium Universitas Nasional

FAKULTAS

  1. FISIP
  2. FAKULTAS BAHASA DAN SASTRA
  3. FAKULTAS TEKNIK DAN SAINS
  4. FAKULTAS TEKNOLOGI  KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA

Hari : Jum’at

Tanggal : 20  September 2024

Pukul : 07.00 – 16.00 WIB

Tempat : Auditorium Universitas Nasional

FAKULTAS

  1. FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
  2. FAKULTAS HUKUM
  3. FAKULTAS ILMU KESEHATAN
  4. FAKULTAS BIOLOGI DAN PERTANIAN

Tempat : Auditorium Universitas Nasional