Dosen Sosiologi Unas : Fenomena Adopsi Spirit Doll Wujud Kapitalisme Kontemporer

Fenomena Adopsi Spirit Doll Wujud Kapitalisme Kontemporer

Jakarta (Unas) – Adopsi spirit doll atau boneka arwah kini menjadi tren di kalangan selebriti tanah air. Dosen Sosiologi Unas, Dr. Erna Ermawati Chotim, S.Sos., M.Si., mengatakan, fenomena ini merupakan wujud dari kapitalisme kontemporer.

“Belakangan ini kita menyaksikan fenomena yang cukup menarik dari kalangan selebritis Indonesia, yaitu mengadopsi boneka yang diperlakukan seperti manusia. Saya melihat ini merupakan perwujudan dari sistem kapitalisme kontemporer di mana kebutuhan masyarakat kita sedang bertransformasi ke masyarakat kota,” ujarnya saat ditemui di ruangannya, pada Selasa (4/01).

Chotim melanjutkan, transformasi masyarakat kota membuat nilai-nilai norma, relasi, solidaritas, dan kohesi sosial antar-masyarakat menjadi melemah. Terlebih, fenomena ini dilakukan oleh beberapa public figur yang bisa mempengaruhi seseorang, sehingga berdampak pada nilai dan norma baru di dalam masyarakat.

“Akibatnya, masyarakat bisa meniru dan menjadi konsumtif dengan mengalokasikan sejumlah uangnya untuk hal yang sebenarnya masih bisa diperoleh dari lingkungan terdekat. Misalnya seperti perhatian, atau afeksi, ini masih bisa kita penuhi relasinya di dalam lingkungan keluarga, tetangga, rekan kerja, maupun orang terdekat,” ucapnya.

Oleh sebab itu, tambah Chotim, hal yang perlu diantisipasi dengan berlanjutnya fenomena ini ialah ketika masyarakat mulai memprioritaskan benda mati dibandingkan makhluk hidup. Hal ini akan menurunkan sifat empati sosial di kalangan masyarakat.

“Sebenarnya, banyak yang lebih membutuhkan perhatian dan bantuan kita. Masyarakat seharusnya bisa lebih berfokus dan memberikan perhatiannya kepada sesama manusia maupun makhluk hidup lainnya, bukan benda mati,” tutur Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Unas itu.

Lebih lanjut, Ia menuturkan, fenomena spirit doll ini sebelumnya sudah pernah ditemui pada masyarakat China, Korea, dan Jepang. Masyarakat di tiga negara ini dituntut untuk bekerja antara 16 hingga 18 jam perhari, serta memiliki tuntutan dan biaya hidup yang tinggi. Hal ini menyebabkan menurunnya minat masyarkat untuk memiliki keluarga atau anak.

Baca Juga :   Workshop Uji Konsep Rancangan Undang - Undang Adat

“Mengingat adanya tekanan sosial dan ekonomi yang begitu tinggi, mereka membutuhkan boneka untuk memenuhi kebutuhan biologis dan afeksinya. Boneka arwah itu dijadikan layaknya pasangan, bayi, ataupun teman sebagai benda hidup yang diajak bicara dan berelasi,” imbuhnya. (NIS)

Berita Terbaru
Selamat-Hari-Kartini-2024
Pengumuman

Selamat Hari Kartini 2024

Selamat Hari Kartini 2024 Baca Juga :   {:id}Pusat Pengkajian Politik Dan Pengembangan Masyarakat UNAS Selengarakan Seminar Hasil Penelitian Politik

Read More »

Jadwal pelaksanaan PLBA T.A 2023/2024

Hari : Kamis 

Tanggal : 21  September 2023

Pukul : 07.00 – 16.05 WIB

Auditorium Universitas Nasional

FAKULTAS

  1. FISIP
  2. FAKULTAS BAHASA DAN SASTRA
  3. HUKUM
  4. FAKULTAS BIOLOGI DAN PERTANIAN
  5. FAKULTAS TEKNIK DAN SAINS

Hari : Jum’at

Tanggal : 22  September 2023

Pukul : 07.00 – 14.30 WIB

Tempat : Auditorium Universitas Nasional

FAKULTAS

  1. FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
  2. FAKULTAS TEKNOLOGI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA
  3. FAKULTAS ILMU KESEHATAN

Tempat : Auditorium Universitas Nasional

Chat with Us!