Ekonom: Meski Indonesia Resesi, Likuiditas Perbankan Nasional Solid

780811708

JAKARTA, KOMPAS.com – Industri perbankan nasional hingga saat ini dalam keadaan sangat sehat dan tidak mengalami masalah likuiditas meskipun Indonesia resesi. Hal ini merupakan hasil dari kerjasama yang baik antara Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Bank Indonesia, Kementerian Keuangan, serta LPS yang tergabung dalam Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK).

Chief Economist The Indonesia Economic Intelligence Sunarsip memaparkan saat ini industri perbankan memiliki likuiditas yang melimpah, sehingga pasar uang antarbank tidak ramai. Ini menandakan perbankan tidak mengalami kekurangan likuiditas.

Kondisi tersebut sangat berbeda dari krisis 1998 di mana perbankan nasional mengalami kekeringan likuiditas dan pasar uang antarbank sangat ramai, bahkan bunga yang ditetapkan cukup tinggi. “Ini menunjukkan ada pengawasan yang cukup baik terhadap industri perbankan oleh OJK, meski di sisi lain penyaluran kredit perbankan cukup rendah karena serapan kredit yang terbatas akibat pandemi,” ujarnya dalam keterangan yang diterima Kompas.com, Jumat (20/11/2020). Melimpahnya likuiditas tersebut tecermin dari rasio alat likuid terhadap non core deposit (AL/NCD) dan alat likuid terhadap pihak ketiga (AL/DPK).
Selanjutnya

Bagikan :
Baca Juga :   Krisis Mata Uang Turki Menjalar ke Rupiah
Berita Terbaru

Jadwal pelaksanaan PLBA T.A 2024/2025

Hari : Kamis 

Tanggal : 19 September 2024

Pukul : 07.00 – 17.00 WIB

Auditorium Universitas Nasional

FAKULTAS

  1. FISIP
  2. FAKULTAS BAHASA DAN SASTRA
  3. FAKULTAS TEKNIK DAN SAINS
  4. FAKULTAS TEKNOLOGI  KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA

Hari : Jum’at

Tanggal : 20  September 2024

Pukul : 07.00 – 16.00 WIB

Tempat : Auditorium Universitas Nasional

FAKULTAS

  1. FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
  2. FAKULTAS HUKUM
  3. FAKULTAS ILMU KESEHATAN
  4. FAKULTAS BIOLOGI DAN PERTANIAN

Tempat : Auditorium Universitas Nasional

Chat with Us!