Jakarta (Unas) – Universitas Nasional (Unas) memfasilitasi peluncuran dan bincang buku Aldera – “Potret Gerakan Politik Kaum Muda 1993-1999” yang ditulis oleh Tim Aldera. Acara yang dilaksanakan di Gedung Auditorium Unas pada Jumat, 28 Oktober 2022 ini turut dihadiri Wakil Rektor Bidang Akademik, Kemahasiswaan dan Alumni Unas Dr. Suryono Efendi, S.E., M.B.A., M.M., Dekan FISIP Unas Dr. Erna Ermawati Chotim, S.Sos., M.Si., Anggota VI Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI Dr. Pius Lustrilanang, S.IP., M.Si., CSFA, CSrA. dan Wakil Pemimpin Redaksi Harian Kompas Tri Agung Kristanto.
Acara dibuka dengan sambutan Dekan FISIP Unas Dr. Erna Ermawati Chotim, S.Sos., M.Si., dilanjutkan dengan sambutan Wakil Rektor Unas Bidang Akademik, Kemahasiswaan dan Alumni Dr. Suryono Efendi, S.E., M.B.A., M.M., dan Wakil Pemimpin Redaksi Harian Kompas Tri Agung Kristanto. Setelah sesi sambutan, dilanjutkan dengan paparan mengenai buku oleh keynote speaker Anggota VI Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI Dr. Pius Lustrilanang, S.IP., M.Si., CSFA, CSrA.
Dalam sambutannya, Dekan FISIP Unas Dr. Erna Ermawati Chotim, S.Sos., M.Si., menyampaikan, apresiasinya atas dilaksanakan Peluncuran buku Aldera di Unas yang merupakan kampus perjuangan. “Hari ini, 28 Oktober 2022, saya sangat menyambut baik bahwa Universitas Nasional mendapat kehormatan sebagai tuan rumah acara ‘Peluncuran dan Bedah Buku Aldera’, “Potret Gerakan Politik Kaum Muda 1993-1999,” kata Erna.
Erna berpendapat bahwa buku aldera menarasikan kembali tentang spektrum politik kerakyatan dengan konteks, dinamika, dialektika makro dan mikronya. “Buku ini menumbuhkan konsep rakyat, bukan hanya sebagai melodi kuasa tapi sebagai pusat produksi nilai keadilan yang terus bertumbuh melampaui relasi kuasa,” ujarnya.
Menurutnya, Aldera telah menjadi bagian dari poros-poros gerakan rakyat saat itu. Termasuk gerakan pemikiran yang bergerak dan tumbuh di waktu dan tempat yang sama. “Saya ingat, saya terlibat dalam salah satu acara didalam konferensi internasional di Jerman 1997. Dimana salah satu yang dibahas adalah demokrasi di Indonesia, saat itu hadir yang kemudian muncul sebagai aktivis tokoh-tokoh nasional penggerak reformasi 1997, termasuk bung Pius Lustrilanang”, ungkapnya.
Gerakan antar aktivis saat itu saling bersama membangun kesatuan pemikiran dan tindakan yang mengantarkan pada periode transformasi, rezim otoriter ke reformasi demokrasi. “Melalui narasinya buku ini juga telah mengajak kita membaca kembali sejarah berbagai tokoh dan institusinya, dimana sejarah dituliskan oleh para pemenang adalah sebuah ‘kredo’ yang berlaku dimanapun dan mungkin sampai kapan pun”, terangnya.
Sementara itu, Wakil Rektor Bidang Akademik, Kemahasiswaan dan Alumni Unas Dr. Suryono Efendi, S.E., M.B.A., M.M., menambahkan, bertepatan dengan Hari Sumpah Pemuda, kongres yang disepakati 94 tahun yang lalu merupakan perwujudan dari gerakan pemuda.
“Kemudian kalau kita flashback pada 1993 yang nanti bukunya akan dijelaskan, ini adalah juga peran pemuda tidak bisa dipisahkan pada waktu itu tentu saja yang hadir disini merupakan saksi sejarah”, kata Dr. Suryoto. Pada tahun 1997-1998 UNAS yang dijuluki kampus perjuangan bagian dari reformasi.
“Saya menyambut baik atas dibahasnya buku ALDERA ‘Potret Gerakan Kaum Muda’ yang digagas pak Pius ini, mudah-mudahan menjadi referensi bagi para mahasiswa khususnya dan para dosen untuk melengkapi kajian ilmiah dalam konteks pergerakan politik di Indonesia”, paparnya.
Selain peluncuran, juga dilakukan bedah buku yang mengisahkan tentang perjuangan Aldera pada masa itu. Adapun pembicara dalam bedah buku yaitu tim penulis buku Aldera/ Dosen FISIP Unas S. Indro Tjahyono, Aktivis 78 Institut Teknologi Bandung (ITB) Nanang Pujalaksana, Ekonom dan Politisi Faisal Basri dan dimoderatori oleh Dosen Sosiologi FISIP Unas Dr. Andi Achdian, S.Sos., M.Si. (DIM)
