Jakarta (UNAS) – Universitas Nasional (UNAS) kembali menorehkan prestasi akademik dengan lahirnya doktor baru di bidang Ilmu Politik. Pada Jumat (29/8), di Menara UNAS Lantai 3, Ragunan, Jakarta Selatan, Selly Octaviani Yuanninta resmi meraih gelar Doktor Ilmu Politik melalui Sidang Senat Terbuka Promosi Doktoral dengan predikat sangat memuaskan.
Sidang terbuka dipimpin oleh Ketua Sidang, Wakil Rektor Bidang Akademik, Kemahasiswaan, dan Alumni UNAS, Dr. Dra. Erna Ermawati Chotim, M.Si., didampingi Promotor Prof. Dr. Rumainur, S.H., M.H., serta Ko-Promotor Prof. Drs. Rusman Ghazali, S.H., M.Si., Ph.D.
Dalam kesempatan tersebut, Selly mempertahankan disertasinya yang berjudul “Kebijakan Perlindungan Hak Asasi Manusia Warga Negara Indonesia: Studi Kasus Pekerja Migran Indonesia di Malaysia Tahun 2021–2025.”
Selly mengangkat persoalan kompleks terkait pekerja migran Indonesia yang hingga kini masih menjadi isu penting baik di tingkat nasional maupun internasional. Ia menjelaskan, keterbatasan lapangan pekerjaan dan rendahnya tingkat pendidikan di Indonesia menjadi faktor utama meningkatnya angka pengangguran, yang kemudian mendorong banyak warga bekerja ke luar negeri. Pada 2017, jumlah pengangguran di Indonesia tercatat 7,04 juta orang dari total angkatan kerja 128 juta jiwa, meningkat sekitar 10.000 orang dari tahun sebelumnya.
“Fenomena ini menjadikan masyarakat Indonesia tertarik bekerja di luar negeri, meski sering kali harus menghadapi berbagai risiko, mulai dari persoalan hukum, sosial, hingga perlindungan kerja,” jelasnya.
Melalui disertasinya, Selly menekankan pentingnya pemenuhan hak-hak dasar pekerja migran sesuai amanat konstitusi dan kewajiban internasional. Ia mengutip International Convention on the Protection of the Rights of All Migrant Workers and Members of Their Families, yang memandang migrasi sebagai proses menyeluruh mulai dari persiapan, pemberangkatan, transit, masa bekerja di negara tujuan, hingga kembali ke tanah air.
Menurutnya, perlindungan terhadap pekerja migran bukan semata isu ekonomi, tetapi juga terkait politik, diplomasi, dan kebijakan publik. Pekerja migran, lanjutnya, memiliki kontribusi besar dalam menopang ekonomi keluarga sekaligus memberikan devisa bagi negara, namun masih rentan terhadap diskriminasi dan pelanggaran hak asasi manusia.

Selly Octaviani Yuanninta saat memaparkan dersitasinya untuk meraih gelar doktor ilmu politik di Universitas Nasional.
“Penelitian ini berangkat dari keprihatinan saya terhadap realitas yang dialami pekerja migran Indonesia di Malaysia. Mereka berperan besar bagi negara, tetapi kerap kali diperlakukan tidak adil. Saya ingin menghadirkan kajian akademik yang tidak hanya menambah khazanah ilmu pengetahuan, tetapi juga dapat menjadi masukan kebijakan,” ucapnya.
Sidang ditutup dengan ucapan selamat dari para penguji dan promotor kepada Selly Octaviani Yuanninta atas keberhasilannya meraih gelar Doktor Ilmu Politik.
“Gelar doktor ini bukanlah akhir perjalanan, melainkan awal dari tanggung jawab baru untuk terus berkontribusi melalui penelitian, pengajaran, maupun advokasi kebijakan. Saya berharap hasil penelitian ini dapat menjadi pijakan bagi penguatan perlindungan pekerja migran Indonesia di masa mendatang,” tutup Selly.(SAFA)
Bagikan :


