Jakarta (Unas) – Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Nasional (Unas) ajak generasi muda bangun nilai berbangsa dan bernegara. Hal ini dilakukan dalam kegiatan seminar nasional ‘Membangun Harmonisasi Nilai-nilai Berbangsa dan Bernegara pada Generasi Milenial’, Selasa, (22/01) di Aula Blok I Lantai IV Unas.
Hadir sebagai narasumber, Direktur Pencegahan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) RI, Brigjen Pol R Akhmad Nurwakhid, S.E., M.M., mengatakan, membangun nilai-nilai tersebut perlu diawali dengan menghempaskan radikalisme dan terorisme di dalam negeri.
“Radikalisme sendiri merupakan paham atau aliran yang menginginkan perubahan sosial dan politik dengan cara kekerasan atau drastis yang berujung pada terorisme dengan menggunakan ancaman kekerasan, sehingga menimbulkan teror atau rasa takut secara meluas dan dapat menimbulkan korban,” jelasnya.
Menurutnya, kedua hal tersebut senantiasa mempengaruhi generasi milenial yang adaptif dengan perubahan. Hal yang perlu diwaspadai juga ialah radikalisme tersebut tidak dapat dilihat dan ditebak secara langsung, tetapi bisa dirasakan keberadaannya.
“Virus radikalisme ini juga berpotensi pada setiap individu manusia tidak melihat latar belakang pendidikan, agama, jabatan, suku, bangsa, ataupun tingkat intelektual seseorang. Tidak ada satu pun agama di negeri ini yang membenarkan hal tersebut,” tuturnya.
Di sisi lain, tambah Akhmad, guna mengurangi potensi radikalisme dalam setiap individu, maka generasi muda harus pandai berkomunikasi dan saling mengenal. “Dengan banyaknya pertemanan dan saling mengenal maka akan saling memahami, saling menyayangi, saling membantu, dan menghargai satu sama lain,” ucapnya.
Ia melanjutkan, radikalisme dan terorisme di negeri ini patut diwaspadai dan dihilangkan. Membangun nilai berbangsa dan bernegara di negeri ini cukup hanya menaati dan menghormati Pancasila, UUD 1945, Bhineka Tunggal Ika, serta NKRI.
Sementara itu, Dosen Prodi Ilmu Komunikasi Unas, Swastiningsih, S.E., M.Si., juga mengatakan, penyebaran radikalisme saat ini lebih banyak menargetkan generasi milenial mengingat generasi ini masih rentan dengan disusupi oleh paham lain termasuk paham radikal, serta masih labil dalam sisi pemikiran, ideologi, dan aktualisasi diri.
“Penyebaran ini biasanya dilakukan melalui pertemuan langsung atau berita-berita propaganda di media sosial. Adapun pencegahan yang bisa dilakukan mahasiswa ialah dengan aktif berorganisasi di dalam kampus, serta sosialisasi megenai ancaman radikalisme di kalangan mahasiswa, remaja, serta organisasi masyarakat yang dilakukan oleh BNPT,” tuturnya.
Lebih lanjut, katanya, upaya membangun nilai berbangsa dan bernegara juga patut dilakukukan dengan menanamkan nilai-nilai kepahlawanan berupa cinta tanah air, rasa nasionalisme dan persaudaraan, sikap rela berkorban, berani memperjuangkan kebenaran, serta pantang menyerah.
“Tak hanya itu, generasi muda sebagai agen perubahan juga harus bersikap jujur dan dapat dipercaya, kritis dalam bermedia terutama mengkonsumsi informasi di era digital, serta sikap kritis untuk melindungi masyarakat dari pengaruh konten negatif,” imbuhnya.
Dalam sambutannya, Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Unas, Dr. Erna Ermawati Chotim, S.Sos., M.Si., mengatakan, seminar ini merupakan hal yang penting dilakukan dalam upaya membangun nilai berbangsa dan bernegara pada generasi muda.
“Saya pikir ini juga menjadi isu penting yang perlu dibahas terlebih dalam konteks globalisasi dan digitalisasi saat ini. Mahasiswa prodi Ilmu Komunikasi nantinya akan berkecimpung dalam dunia tersebut, sehingga dibutuhkan pola pikir yang baik mengenai membangun nilai bangsa dan bernegara dalam diri,” ujarnya. (NIS)
