Jakarta (UNAS) — Badan Penjaminan Mutu Universitas Nasional (BPM UNAS) menggelar Rapat Koordinasi Tim Pendamping Unit Pantau pada Jumat, 28 November 2025, di Ruang Rapat Cyber. Pertemuan ini menjadi langkah awal untuk memperkuat pengawasan mutu serta mempersiapkan pendampingan Unit Pantau yang akan berjalan mulai Desember 2025. Kegiatan dihadiri tim BPM dan para pendamping unit untuk menyamakan pemahaman mengenai alur kerja, indikator, serta target penyelesaian dokumen mutu.
Pada sesi pemaparan, Kepala Bidang Evaluasi dan Pengendalian Mutu, Kiki Bukhori, S.Kom., M.Kom., menjelaskan hasil evaluasi terkini. Terdapat 13 unit kerja yang masuk kategori Unit Pantau dari aspek mutu dan 6 unit kerja yang dinilai dari hasil evaluasi website. Ia menegaskan bahwa pendampingan berfungsi membantu unit memahami proses, bukan menggantikan tugas penyusunan dokumen.

Kepala Bidang Evaluasi dan Pengendalian Mutu, Kiki Bukhori, S.Kom., M.Kom.
“Pendampingan ini membantu unit memahami alur, menjelaskan tahapan, dan mengingatkan apa saja yang harus dipenuhi. Tugas kami memandu, bukan membuatkan dokumen,” ujarnya. Pemantauan meliputi AMI, capaian monev 2024/2025, SOP, rekognisi, laporan RTM 2023/2024, serta tindak lanjut AMI 2022/2023.
Kiki juga memaparkan sejumlah tantangan yang masih dihadapi fakultas, program studi, dan unit biro. Beberapa unit belum memiliki rekognisi nasional maupun internasional, penyesuaian SOP dengan standar universitas belum merata, dan terdapat dokumen RTM yang belum memenuhi tujuh unsur utama. “Kami mendorong semua unit untuk memenuhi indikator yang ditetapkan. Setiap temuan akan ditindaklanjuti melalui pendampingan bersama UPM dan unit terkait,” katanya.
Ns. Milla Evelianti Saputri, S.Kep., M.K.M.

Pada sesi selanjutnya, Ns. Milla Evelianti Saputri, S.Kep., M.K.M., menyampaikan perkembangan penyusunan RENOP, LKT, dan SOP di berbagai fakultas, program studi, serta unit kerja non-prodi. Berdasarkan data BPM, progres penyelesaian dokumen bervariasi mulai dari tahap review pertama hingga dokumen yang sudah final dan siap ditayangkan.
“Beberapa fakultas sudah memasuki review akhir dan ditandai warna biru sebagai tanda final. Namun, masih ada unit yang belum mengumpulkan dokumen sehingga progres belum dapat ditampilkan,” jelasnya. Ia menambahkan bahwa LKT menjadi dokumen paling menantang karena membutuhkan data numerik yang presisi.
Milla juga menjelaskan bahwa penyusunan SOP menjadi fokus penting karena unit-unit kerja harus menyesuaikan dokumen dengan berbagai kebutuhan seperti persiapan kelas internasional, MONEV, dan akreditasi. “Progres penyusunan SOP cukup baik. Banyak unit mulai menyelesaikan dokumen setelah workshop, meskipun beberapa masih perlu penyesuaian,” katanya. Setelah dokumen dinyatakan selesai direviu, BPM akan meneruskannya kepada Kepala BPM untuk proses penandatanganan.
Rapat koordinasi ini menjadi langkah strategis dalam memperkuat sistem penjaminan mutu UNAS menjelang tahun akademik 2025. Melalui kolaborasi antara BPM, Unit Pantau, UPM fakultas, dan seluruh unit kerja, UNAS berkomitmen memastikan penyusunan dokumen mutu berjalan sesuai standar dan mendukung pencapaian visi institusi.
“Harapannya semua unit dapat bergerak bersama, memahami tugas, dan menyelesaikan dokumen mutu secara tepat waktu. Ini bagian dari upaya menjaga kualitas UNAS,” tutup BPM. (VIN)
Bagikan :


