Jakarta (UNAS) – United Nations Environment Programme (UNEP) secara resmi meluncurkan Peta Jalan Gaya Hidup Berkelanjutan Berbasis Nilai, Budaya, dan Spiritualitas yang bertujuan mendorong peran aktif komunitas agama dan spiritual dalam mendorong perilaku ramah lingkungan. Dalam peluncuran yang dilakukan secara daring melalui situs resmi UNEP, program Ekopesantren yang digagas oleh Pusat Pengajian Islam (PPI) Universitas Nasional (UNAS) Jakarta dinobatkan sebagai salah satu model penerapan terbaik.
Dokumen peta jalan ini memberikan kerangka kerja strategis untuk memanfaatkan ajaran agama, nilai-nilai budaya, dan etika spiritual dalam mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya SDG 12 tentang konsumsi dan produksi yang berkelanjutan. Lima model yang diakui dalam publikasi ini antara lain Program Ekopesantren, Animator Laudato Si, Hope Catedral, Green Hajj Guide, serta aktivitas T-Shirt dan Totebag oleh SMRD.
“Dengan menggabungkan keyakinan spiritual dengan tindakan pro-lingkungan, komunitas agama dapat menjadi kekuatan pendorong perubahan global,” ujar Founder and Director of the Faith for Earth Coalition of UNEP Dr. Iyad Abumoghli, dalam press release yang diterima Humas UNAS, Senin, (23/6/2025).
Ia menegaskan pentingnya peran agama dalam membentuk gaya hidup berkelanjutan yang mengakar di komunitas lokal.
Sementara itu, Rektor Universitas Nasional, Prof. Dr. El Amry Bermawi Putera menyampaikan apresiasi atas pengakuan ini. “Pengakuan UNEP terhadap Program Ekopesantren membuktikan bahwa Universitas Nasional telah memainkan peran nyata sebagai kampus berdampak, tidak hanya di tingkat nasional, tetapi juga dalam lingkup internasional,” ungkapnya.
Program Ekopesantren yang diluncurkan sejak empat tahun lalu oleh PPI UNAS telah menjangkau lebih dari 50 pesantren di Indonesia. Program ini menjadi wahana edukasi dan advokasi untuk penerapan gaya hidup hijau berbasis nilai keislaman, dengan pendekatan partisipatif dan berbasis komunitas.
Dr. Fachruddin M. Mangunjaya, selaku Ketua PPI UNAS sekaligus penggagas program, menegaskan bahwa inisiatif ini merupakan bentuk nyata kontribusi pendidikan tinggi dalam menjawab tantangan perubahan iklim dan degradasi lingkungan. “Ekopesantren membuktikan bahwa nilai-nilai Islam sangat relevan untuk membangun peradaban yang berkelanjutan,” tegasnya. (DMS)
Bagikan :