Jakarta (UNAS), 19 Mei 2025 – Unit Pelaksana Teknis Marketing & Public Relations Universitas Nasional (UNAS) menginisiasi peningkatan kompetensi kepala sekolah melalui seminar bertajuk “Peningkatan Kompetensi Literasi Digital: Generative Competency Artificial Intelligence”. Kegiatan ini berlangsung di Ruang Aula MH Thamrin, Kantor Wali Kota Jakarta Barat, pada Senin, 19 Mei 2025, dengan dukungan dari Suku Dinas Pendidikan Jakarta Barat. Seminar ini diikuti oleh para kepala SMA dan SMK dari wilayah Jakarta Barat 1 dan 2.
Seminar ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan kesiapan para kepala sekolah dalam menghadapi tantangan serta peluang pemanfaatan teknologi kecerdasan buatan (AI) di dunia pendidikan.
Kegiatan dibuka secara resmi oleh Kepala Suku Dinas Pendidikan Wilayah I sekaligus Plt. Wilayah II Jakarta Barat, Dr. Diding Wahyudin, S.Pd., M.Si., bersama Prof. Dr. Suryono Efendi, S.E., M.B.A., M.M., Wakil Rektor Bidang Administrasi Umum, Keuangan, dan SDM Universitas Nasional. Seminar berlangsung secara interaktif melalui dialog terbuka antara narasumber dan peserta dari berbagai SMA dan SMK di wilayah Jakarta Barat.
Dalam sambutannya, Dr. Diding menekankan pentingnya peran guru dalam mendampingi siswa tidak hanya untuk menyelesaikan pendidikan menengah, tetapi juga dalam melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Ia menyoroti bahwa penguasaan literasi digital serta pemanfaatan AI merupakan kunci agar proses pembelajaran tetap relevan di tengah perubahan zaman yang cepat.
“Teknologi AI harus digunakan secara bijak untuk mendukung kreativitas dan inovasi dalam pengajaran. Guru tidak cukup hanya memahami alat teknologi, tetapi juga harus mampu mengarahkan penggunaannya secara etis dan bertanggung jawab di lingkungan sekolah,” ujarnya.
Sementara itu, Prof. Dr. Suryono Efendi menjelaskan bahwa Universitas Nasional saat ini memiliki 8 fakultas dan 41 program studi, dengan status akreditasi institusi Unggul dari BAN-PT. Ia menambahkan bahwa hampir 35% program studi di UNAS juga telah meraih akreditasi Unggul.
Prof. Suryono melanjutkan bahwa UNAS secara konsisten menghasilkan lulusan yang berdaya saing tinggi di pasar kerja, baik di tingkat nasional maupun global. Oleh karena itu, UNAS siap menjalin kerja sama dengan sekolah-sekolah tingkat menengah melalui berbagai program kolaboratif bersama Suku Dinas Pendidikan, guna mendukung pengembangan sumber daya manusia yang adaptif terhadap perkembangan teknologi.
“Kami mengajak para kepala sekolah untuk menjadikan UNAS sebagai mitra strategis dalam pengembangan sumber daya manusia yang siap menghadapi era digital,” ungkapnya.
Paparan Materi: Generative Artificial Intelligence (AI) untuk Dunia Pendidikan
Materi dalam seminar disampaikan oleh dua dosen dari Fakultas Teknologi Komunikasi dan Informatika (FTKI) Universitas Nasional, yaitu Dr. Andrianingsih, S.Kom., M.M.S.I., Ketua Program Studi Sistem Informasi, dan Ratih Titi Komala Sari, S.T., M.M., M.M.S.I., Ketua Program Studi Informatika. Keduanya mengupas secara mendalam konsep generative AI, ragam tools yang dapat dimanfaatkan dalam proses pembelajaran, serta strategi mengantisipasi tantangan teknis dan etis dalam penerapan teknologi tersebut di ruang kelas.
Mengawali paparannya, Dr. Andrianingsih menekankan bahwa di tengah arus transformasi digital global, dunia pendidikan dituntut tidak hanya untuk mengikuti perkembangan teknologi, tetapi juga mampu menjadi motor penggerak perubahan. Salah satu kunci penting untuk menjawab tantangan ini adalah penguatan literasi digital. Literasi tersebut bukan sekadar kemampuan teknis dalam mengoperasikan perangkat, melainkan literasi yang bersifat strategis, kritis, dan transformatif. Ia menambahkan bahwa pendekatan ini menjadi fondasi penting bagi institusi pendidikan dalam membentuk sumber daya manusia yang adaptif dan inovatif untuk menghadapi era Industri 5.0.
Sementara itu, Ratih Titi Komala Sari menekankan bahwa Artificial Intelligence (AI) tidak seharusnya dipandang sebagai ancaman bagi profesi guru, melainkan sebagai amplifier atau penguat. “AI bukan pengganti guru, tapi penguat. Sama seperti kalkulator yang dulu sempat ditakuti, kini menjadi alat bantu vital. AI pun bisa dimanfaatkan untuk melompatkan kualitas pendidikan,” jelasnya. Ia juga menambahkan bahwa AI dapat diibaratkan sebagai kalkulator dalam berpikir—membantu proses belajar menjadi lebih cepat, tanpa menggantikan kreativitas dan logika manusia.
Daripada melarang penggunaan AI, menurutnya, lebih bijak jika para pendidik membekali siswa dengan pemahaman dan keterampilan untuk menggunakan teknologi tersebut secara bertanggung jawab. Hal ini penting agar generasi muda mampu beradaptasi dan bersaing di masa depan yang berbasis teknologi.
Sesi ini juga diisi dengan diskusi interaktif mengenai solusi konkret atas dampak penggunaan AI dalam pembelajaran. Topik yang dibahas meliputi penguatan literasi digital, pembaruan metode penilaian, serta pentingnya pelatihan berkelanjutan bagi guru sebagai aktor utama dalam transformasi pendidikan berbasis teknologi.
Langkah Awal Kolaborasi Berkelanjutan
Seminar ini diharapkan menjadi langkah awal dari kolaborasi berkelanjutan antara UNAS dan sekolah-sekolah menengah di wilayah Jakarta Barat. Ke depan, program serupa akan terus dikembangkan untuk membekali para pendidik dengan kompetensi yang adaptif, inklusif, dan siap menghadapi masa depan pendidikan berbasis teknologi.
(MPR)