Jakarta (Unas) – Pimpinan Universitas Nasional (Unas) melalui Biro Administrasi Sumber Daya Manusia (BSDM) memberikan pendampingan percepatan kenaikan Jabatan Fungsional (Japung) dosen secara bertahap di Aula Blok 1 Lantai IV Unas, Senin (04/07).
Kepala BSDM Unas, Dr. Ir. Edi Sugiyono, S.E., M.M., menerangkan, “Pendampingan percepatan kenaikan jabatan fungsional ini dilakukan secara bertahap mulai dari tanpa pangkat, tahap berikutnya Asisten Ahli (AA), Lektor (L), Lektor Kepala (LK), sampai dengan Guru Besar (GB),” terangnya melalui pesan singkat whatsapp yang disampaikan ke Tim Humas Unas.
Tak hanya itu, Edi juga meminta do’a dan dukungan para dosen agar seluruh proses pendampingan percepatan pengurusan kenaikan jabatan funsional dosen dapat berjalan dengan baik.
Wakil Rektor bidang Administrasi Umum, Keuangan dan Sumber Daya Manusia (Warek AKS), Prof. Dr. Eko Sugiyanto, M.Si., menyampaikan, persyaratan mengajukan jabatan fungsional dosen salah satunya ialah hasil penelitian yang diterbitkan pada jurnal Sinta dengan tingkat akreditasi peringkat minimal 3-6.
“Sebagai persyaratan pengajuan jabatan fungsional dosen, bapak dan ibu minimal menerbitan hasil penelitian pada jurnal Sinta dengan tingkat akreditasi 3-6,” jelasnya saat memberikan pengarahan kepada para dosen dalam kegiatan ini.
Eko menambahkan, hal selanjutnya ialah melakukan pengabdian pada masyarakat, dan menjalankan tugas-tugas dari pimpinan fakultas. “Jika dosen yang bersangkutan tidak menjalankan persyaratan tersebut, maka dengan berat hati silakan mencari perguruan tinggi lain daripada mengotori data Pangkalan Data Pendidikan Tinggi (PDDIKTI) Universitas Nasional,” tegas Eko.
Dalam kesempatan yang sama, Wakil Rektor Bidang Akademik, Kemahasiswaan, dan Alumni Unas Dr. Suryono Efendi, S.E., M.B.A., M.M., mengatakan, Unas tengah melakukan pembenahan yang beriorientasi mulai dari kurikulum dengan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI), Outcome-Based Education (OBE) dan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM).
“Untuk mendukung hal itu, tenaga kependidikan dan tenaga dosen harus ada perbaikan peningkatan kependidikan mulai dari S2 dan S3. Selain itu, juga mengenai Japung dosen, karena jabatan ini menjadi sangat penting dalam memberikan kontribusi kepada Program Studi (Prodi) dan institusi yang akan melakukan akreditasi,” tuturnya.
Ia melanjutkan, saat ini Unas memiliki dosen berjumlah 365 orang yang tercatat di PDDIKTI. Sebanyak 53 dosen belum memiliki kepangkatan, 90 dosen baru Asisten Ahli, 143 Lektor, 53 Lektor Kepala, dan selebihnya Guru Besar (GB).
“Kita harus mendorong dosen-dosen yang Japungnya rendah untuk meningkatkan kepangkatannya. Jika banyak dosen yang tidak punya pangkat maka akan menimbulkan kerugian bagi universitas,” imbuh Suryono.
Ditambahkannya, pimpinan Unas akan mengambil langkah melakukan kerja sama dengan LLDIKTI Wilayah 3 untuk mengadakan coaching clinic agar para dosen bisa memahami mengenai komponen A pengajaran, B penelitian dan pengabdian, serta C mengenai publikasi dan bidang lain.
“Kalau seorang dosen sudah S3 atau S2 sebetulnya komponennya sudah cukup. Kalau hanya lektor atau asisten ahli, tinggal menambah publikasi. Sementara untuk publikasi sendiri kita punya program stimulus yang bisa dimanfaatkan,” terangnya.
Suryono menargetkan pada semester ganjil ini kepada para dosen untuk segera mengurus kepangkatannya. “Untuk kepengurusan kepangkatan minimal sampai bulan Agustus secara berjenjang, kemudian tidak lama kurang lebih 1 bulan sudah keluar dari LLDIKTI 3. Sementara yang belum punya kepangkatan dan masih asisten ahli diharapkan bulan September sudah selesai,” tutupnya.
