Peluncuran Buku dan Seminar Semiotika Budaya: Menyoroti Disrupsi Kebudayaan Indonesia di Tengah Globalisasi

Jakarta(UNAS)- Menjadi saksi dari momen akademik bersejarah dengan digelarnya Peluncuran Buku dan Seminar Semiotika Budaya bertema Disrupsi Kebudayaan Indonesia di Tengah Globalisasi. Acara ini berlangsung di Ruang Seminar Menara UNAS pada tanggal 1 Febuary 2025, Ragunan, dan dihadiri oleh para akademisi, mahasiswa, serta pemerhati budaya.

Dalam sambutannya, Dr. Wawat Rahwati, S.S., M.Hum., perwakilan dari Himpunan Sarjana-Kesusastraan Indonesia (HISKI) UNAS, menegaskan bahwa HISKI sebagai wadah akademisi sastra dan pemerhati budaya sangat mendukung kajian budaya dalam konteks globalisasi. Ia menilai bahwa buku Disrupsi Kebudayaan Indonesia di Tengah Globalisasi yang diluncurkan dalam acara ini menjadi kontribusi penting dalam memahami dinamika budaya Indonesia. Dr. Tetet Sulastri, S.S., M.Si., Ketua Program Studi Magister Linguistik UNAS, menyampaikan bahwa buku ini merupakan hasil kerja keras akademisi dalam memahami perubahan budaya di era digital. Ia berharap buku ini dapat menjadi referensi bagi perkembangan ilmu linguistik dan semiotika di Indonesia.

Dekan Fakultas Bahasa dan Sastra UNAS, Dr. Somadi Sosrohadi, M.Pd., menekankan komitmen Magister Linguistik UNAS dalam mengembangkan kajian budaya urban dan linguistik di tengah perubahan zaman. Ia juga mengumumkan rencana pembentukan Komunitas Semiotika Urban Indonesia untuk memperdalam kajian semiotika budaya di Tanah Air.

Sementara itu, Prof. Dr. Suryono Effendi, S.E., M.B.A., M.M., selaku Wakil Rektor UNAS, menyoroti peran akademisi dalam menghadapi tantangan globalisasi yang semakin kompleks. Menurutnya, globalisasi dan era digital telah membawa perubahan besar dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam budaya dan bahasa. Oleh karena itu, akademisi memiliki peran strategis dalam mendokumentasikan, menganalisis, dan mengembangkan kajian budaya agar tetap relevan dengan perkembangan zaman. Ia juga mengapresiasi Fakultas Bahasa dan Sastra UNAS yang telah aktif dalam penelitian dan penerbitan buku akademik, yang bukan hanya memperkaya literatur ilmiah tetapi juga memperkuat posisi UNAS sebagai universitas global berkelas dunia. “UNAS terus berkomitmen untuk mendukung penelitian yang berkontribusi pada pemahaman budaya dalam konteks global, serta mendorong mahasiswa dan dosen untuk menghasilkan karya ilmiah yang berdampak,” ujarnya. Ia juga menekankan pentingnya kolaborasi antar akademisi dan institusi dalam memperkaya kajian budaya agar mampu menjawab tantangan zaman.Sesi pemaparan materi dalam seminar ini menghadirkan sejumlah pakar yang membahas berbagai aspek disrupsi budaya dan semiotika.

Baca Juga :   Universitas Nasional Terpilih Sebagai Tuan Rumah Australia Update 2021

Dalam pemaparannya, Erfi Firmansyah, S.Pd., M.A., dosen Fakultas Bahasa dan Seni UNJ, menjelaskan bagaimana bahasa dan budaya Betawi berperan dalam dinamika globalisasi. Ia menyoroti bagaimana bahasa Betawi yang merupakan hasil asimilasi berbagai etnis seperti Melayu, Arab, Tionghoa, dan Bali semakin berpengaruh di era digital melalui media sosial, film, serta budaya populer seperti Citayam Fashion Week. “Bahasa Betawi bukan hanya bahasa lokal, tetapi telah menjadi bagian dari identitas budaya yang terus berkembang,” ujarnya.

Sementara itu, Prof. Dr. Fathurrahman, M.Hum., Guru Besar Universitas Hasanuddin bidang Ilmu Kesusastraan, membahas bagaimana disrupsi digital telah mengubah pola komunikasi dalam masyarakat modern. Ia menyoroti pergeseran dari bahasa formal ke bahasa digital yang lebih santai serta meningkatnya dominasi bahasa global seperti Inggris yang dapat mengancam eksistensi bahasa daerah. “Digitalisasi memang membawa tantangan, tetapi juga memberikan peluang bagi pelestarian budaya melalui platform digital,” katanya.

Topik lain yang menarik disampaikan oleh Dr. Tadjuddin, S.S., M.A., yang membahas semiotika budaya dalam konteks transformasi sosial. Ia menjelaskan bagaimana simbol-simbol dalam budaya populer mengalami perubahan makna di era media sosial. “Simbol yang dulunya memiliki makna tertentu kini bisa berubah karena konteks digital yang dinamis,” jelasnya.

Diskusi semakin menarik dalam sesi tanya jawab yang dipandu oleh Iskandarsyah Siregar, S.S., M.Hum., Ph.D.. Berbagai pertanyaan dari peserta mencerminkan antusiasme terhadap isu yang dibahas. Salah satu pertanyaan menarik datang dari seorang mahasiswa yang bertanya bagaimana cara menjaga keberlanjutan budaya lokal di tengah globalisasi. Menjawab pertanyaan ini, Prof. Fathurrahman menegaskan bahwa pendidikan berbasis digital dapat dimanfaatkan untuk memperkenalkan budaya lokal kepada generasi muda. “Dengan konten digital yang menarik dan edukatif, budaya lokal dapat lebih mudah diakses dan dipelajari oleh anak muda,” jelasnya.

Baca Juga :   Bantu Program Pemerintah, UNAS Adakan Sosialisasi Tax Amnesty

Sementara itu, terkait isu digitalisasi yang dianggap dapat mengancam eksistensi bahasa daerah, Dr. Tadjuddin memberikan pandangan bahwa digitalisasi sebenarnya juga bisa menjadi alat pelestarian bahasa daerah. “Melalui dokumentasi digital, bahasa daerah bisa tetap hidup dan dikenal oleh masyarakat luas,” ujarnya.

Pertanyaan lain datang dari seorang dosen yang ingin mengetahui bagaimana semiotika dapat digunakan untuk menafsirkan budaya pop saat ini. Erfi Firmansyah menjawab bahwa semiotika berperan penting dalam memahami bagaimana simbol dalam media sosial mencerminkan perubahan nilai dan identitas budaya. “Setiap meme, emoji, hingga tren Fashion memiliki makna tersendiri yang dapat dikaji secara semiotik,” tambahnya.

Setelah sesi diskusi yang dinamis, acara resmi ditutup dengan harapan bahwa peluncuran buku dan seminar ini menjadi awal dari kajian lebih lanjut mengenai disrupsi budaya dan peran semiotika dalam memahami transformasi sosial di Indonesia. Para akademisi diharapkan terus berkontribusi dalam penelitian dan pelestarian budaya di tengah tantangan globalisasi dan era digital. Dengan adanya acara ini, semakin jelas bahwa budaya dan bahasa akan terus berkembang, dan akademisi memiliki peran penting dalam mengkaji serta melestarikan warisan budaya Indonesia di tengah perubahan zaman. (SYL)

Bagikan :

Info Mahasiswa

Related Post

Pertukaran Mahasiswa Merdeka 4 (PMM4)
Tatang Mitra Setia, Raih Dosen Berprestasi dari Kemenristekdikti
Balon Terbang Google
OPEN RECRUITMENT ANGGOTA HIFI 2024/2025
TINDAK LANJUT PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI BATAS USIA CAPRES DAN CAWAPRES
Fadlan Muzzaki, Alumni Unas yang Kini Jadi Koordinator PPI Dunia

Kategori Artikel

Berita Terbaru

Jadwal pelaksanaan PLBA T.A 2024/2025

Hari : Kamis 

Tanggal : 19 September 2024

Pukul : 07.00 – 17.00 WIB

Auditorium Universitas Nasional

FAKULTAS

  1. FISIP
  2. FAKULTAS BAHASA DAN SASTRA
  3. FAKULTAS TEKNIK DAN SAINS
  4. FAKULTAS TEKNOLOGI  KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA

Hari : Jum’at

Tanggal : 20  September 2024

Pukul : 07.00 – 16.00 WIB

Tempat : Auditorium Universitas Nasional

FAKULTAS

  1. FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
  2. FAKULTAS HUKUM
  3. FAKULTAS ILMU KESEHATAN
  4. FAKULTAS BIOLOGI DAN PERTANIAN

Tempat : Auditorium Universitas Nasional

Chat with Us!