Isai Yusidarta Jelaskan Kondisi Makroalga Karimunjawa dalam Workshop CBCD Indonesia

Dalam presentasinya, Isai menjelaskan bahwa makroalga merupakan bagian penting dari ekosistem laut dan memiliki fungsi ekologis sebagai produsen primer, habitat biota kecil, serta indikator kesehatan perairan.

“Makroalga berperan menjaga keseimbangan ekosistem. Namun, di Karimunjawa, penutupannya cenderung rendah karena faktor lingkungan yang kompleks,” ujar Isai dalam paparannya.

Materi yang dibawakan mencakup kondisi jenis-jenis makroalga yang ditemukan di kawasan konservasi, termasuk Halimeda, Caulerpa racemosa, Padina pavonica, Sargassum, dan beberapa spesies lainnya. Ia juga menunjukkan perbandingan visual yang menggambarkan variasi makroalga alami dengan makroalga budidaya di kawasan tersebut.


Mengapa Penutupan Makroalga Rendah?

Isai memaparkan bahwa penutupan makroalga di Karimunjawa terbilang rendah karena beberapa faktor, antara lain:

  • kondisi substrat,
  • dinamika arus,
  • faktor nutrien,
  • dan persaingan ruang dengan biota lain.

Salah satu jenis yang menjadi perhatian adalah Padina, yang menunjukkan pola sebaran berbeda dibandingkan spesies lain.

“Beberapa spesies hanya tumbuh pada celah-celah substrat tertentu, sehingga distribusinya tidak merata,” jelas Isai.

Ia juga mengaitkan kondisi tersebut dengan proses alam yang terjadi di kawasan konservasi, termasuk tekanan iklim dan dinamika ekosistem laut yang terus berubah.


Zona Tradisional dan Pemanfaatan Berkelanjutan

Selain aspek biologi, Isai menekankan pentingnya memahami konteks zonasi di Taman Nasional Karimunjawa. Zona Tradisional merupakan wilayah yang diperuntukkan bagi masyarakat setempat untuk memanfaatkan sumber daya alam secara lestari.

“Zona Tradisional bukan berarti pemanfaatan tanpa batas. Semua aktivitas harus tetap memperhatikan keberlanjutan dan aturan pengelolaan taman nasional,” katanya.

Ia menjelaskan bahwa penggunaan zona ini berlandaskan prinsip keseimbangan, sehingga masyarakat dapat memenuhi kebutuhan tanpa mengganggu kelestarian ekosistem laut, termasuk makroalga.


Perbandingan dengan Kawasan Lain

Dalam sesi presentasi, Isai memperlihatkan perbandingan kondisi makroalga Karimunjawa dengan kawasan lain, salah satunya Teluk Kupang. Perbandingan ini menunjukkan variasi tutupan makroalga di dua ekosistem yang berbeda, sekaligus memberi gambaran bahwa karakteristik perairan sangat memengaruhi pertumbuhan dan distribusi makroalga.


CBCD Indonesia Dorong Kolaborasi Riset Biodiversitas

Workshop yang berlangsung selama lima hari ini menjadi ruang kolaborasi antara akademisi, peneliti, dan perguruan tinggi anggota CBCD Indonesia. Kegiatan ini bertujuan memperkuat penelitian biodiversitas, terutama pemanfaatan produk alami dan sumber daya laut secara berkelanjutan.

UNAS turut berperan sebagai panitia bersama sejumlah universitas anggota konsorsium CBCD, termasuk Universitas Pancasila, Universitas Sriwijaya, Rutgers University, dan Avicenna Tajik State Medical University.

Kegiatan ini tidak hanya menghadirkan sesi materi, tetapi juga praktik lapangan untuk mengamati ekosistem makroalga secara langsung di kawasan Taman Nasional Karimunjawa.


Menegaskan Pentingnya Konservasi Berbasis Sains

Isai menutup sesinya dengan menegaskan bahwa pengelolaan kawasan konservasi harus berlandaskan data ilmiah dan pengawasan berkelanjutan.

“Penelitian dan monitoring berkala menjadi kunci menjaga kesehatan ekosistem. Makroalga mungkin terlihat sederhana, tetapi mereka adalah indikator penting dari stabilitas laut kita,” ungkapnya.

Workshop CBCD Indonesia di Karimunjawa diharapkan dapat mendorong penelitian lebih lanjut mengenai ekosistem laut dan meningkatkan kesadaran para peserta terhadap pentingnya konservasi keanekaragaman hayati di kawasan pesisir.

Bagikan :

Info Mahasiswa

Related Post

Fakultas Hukum Gandeng Kongres Advokat Indonesia Untuk Diklat Profesi Advokat
Ketua PPI UNAS Ajak Para Santri untuk Peduli Iklim dan Lingkungan
Forum Diskusi Kelompok Terpumpun: Membangun Strategi Komunikasi Efektif Pemerintah dengan Pemangku Kepentingan
Harapan Desa Cibadak untuk Setetes Air Bersih
Waspadai Sebaran Hoaks Pada Masa Pilkada, UNAS – Diskominfotik Gelar Seminar Literasi Digital
Penggiat Teknik ikuti Training CSWIP 3.0 yang diselenggarakan oleh FTS

Kategori Artikel

Berita Terbaru

Jadwal pelaksanaan PLBA T.A 2025/2026

Hari : RABU

SESI : 1

Tanggal : 24 September 2025

Pukul : 07.00 – 12.00 WIB

Auditorium Universitas Nasional

FAKULTAS

  1. FISIP
  2. FAKULTAS BAHASA DAN SASTRA
  3. FAKULTAS TEKNIK DAN SAINS
  4. FAKULTAS TEKNOLOGI  KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA

SESI : 2

Pukul : 13.00 – 16.00 WIB

Tempat : Auditorium Universitas Nasional

FAKULTAS

  1. FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
  2. FAKULTAS HUKUM
  3. FAKULTAS ILMU KESEHATAN
  4. FAKULTAS BIOLOGI DAN PERTANIAN

Tempat : Auditorium Universitas Nasional

Hari : Kamis

Tanggal 25 September 2025

Pukul : 07.00 – 16.00 WIB

  1. FISIP
  2. FAKULTAS BAHASA DAN SASTRA
  3. FAKULTAS TEKNIK DAN SAINS
  4. FAKULTAS TEKNOLOGI  KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA
  5. FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
  6. FAKULTAS HUKUM
  7. FAKULTAS ILMU KESEHATAN
  8. FAKULTAS BIOLOGI DAN PERTANIAN

Tempat : Auditorium Universitas Nasional