Jakarta (UNAS) – Himpunan Mahasiswa Sastra Inggris Fakultas Bahasa dan Sastra UNAS menggelar kuliah umum Cross Culture Indonesian feat Italian pada Rabu (15/12) secara daring. Kuliah umum yang bertemakan “Italian Culture for Indonesian Students” mengundang narasumber dari Italia yaitu Prof. Patrizia La Vechia yang merupakan pengajar bahasa Italia di Istituto Italiano de Cultura dan merupakan dosen bahasa Italia di UNAS, Selain itu juga menghadirkan Founder Atlas Education Services Lisa Malonda.
Dalam sambutannya, Ketua Program Studi Sastra Inggris Siti Tuti Alawiyah, M.Hum menyampaikan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk memperkenalkan kebudyaan Italia dan memperkaya hasanah. “Saya sangat senang Himasasing masih terus aktif ditengah pandemi seperti ini, sehinnga kegiatan ini bisa menambah wawasan kita khususnya Italia, karena di Mata kuliah Italia ini adalah matakuliah yang bisa diambil oleh semua Prodi yang ada di UNAS.” Jelasnya.
Setuju dengan Tuti, Wakil Dekan Fakultas Bahasa dan Sastra UNAS Fairuz, M.Hum., berharap bahwa mahasiswa bisa menguasai bahasa Italia, karena akan membantu mahasiswa untuk mendapatkan kesempatan belajar di Italia. “Cross Culture adalah pembelajaran lintas budaya suatu konsep yang memperkenalkan budaya. Dengan adanya kegiatan ini mahasiswa dapat memahami budaya yang ada di Italia, ini juga akan membantu belajar bahasa asing untuk beradaptasi sehingga bisa membuka peluang belajar ke Italia sebagai mahasiswa UNAS,” terangnya.
Menurut Prof. Patrizia La Vechia, antara Italia dan Indonesia selain memiliki perbedaan juga memiliki persamaan “Italia berada di Eropa Selatan sedangkan Indonesia berada di Asia Tenggara. Kita berbeda, ini normal dari fisik Italia dan Indonesia berbeda dan ini sangat mudah dikenali. Biasanya kita akan mengespresikan perasaan kita dengan memeluk atau memegang tangan tapi ini sangat berbeda sekali dengan budaya di Indonesia, atau mungkin kami orang Italia memberikan sesuatu dengan tangan kiri itu bukan bermaksud tidak sopan melainkan kami orang Italia belum tahu budaya Indonesia. Sedangkan untuk persamaan mungkin kita sama-sama memiliki passion dalam makanan, pada acara pesta orang Itali konsisten dengan pasta sementara orang Indonesia akan mengeluarkan berbagai jenis nasi,” ucap Partizia.
Ia juga menjelaskan hal-hal apa saja yang tidak boleh dilakukan selama berada di Italia. “Kalau di Indonesia, orang-orang setiap saat minum kopi, pagi, siang, sore selalu ada kopi tapi kalau ke di Italia jangan memesan kopi diatas jam 11 siang. Jangan menambahkan keju ke makanan terutama ikan atau jenis seafood lainnya, jangan memotong spaghetti dengan pisau apalagi garbu, dan jangan menggunakan pakaian terlalu mini ketika berada di Gereja,” tandasnya.
Sementara itu, Founder Atlas Education Services Lisa Malonda menyampaikan bagaimana sistem pendidikan dan keuntungan belajar di Italia. “Di Italia banyak sekali peninggalan sejarah yang sudah tercatat oleh UNESCO. Sistem pendidikan di Italia memiliki 2 kategori yaitu Riset Education dan Higher Education Art, Music atau disebut dengan sekolah Design. Di Italia semua yang sudah melakukan sekolah 12 tahun sudah bisa masuk bachelor,” paparnya.
Lisa juga menambahkan banyak keuntungan menjadi mahasiswa di Italia salah satunya adalah boleh bekerja part time 20 jam perminggu dan traveling keliling Eropa dengan harga yang murah dengan menunjukan kartu mahasiswa. (*TIN)
