Jakarta (UNAS) – Guna meningkatkan kualitas mahasiswa maupun dosen, mengadakan kuliah umum menjadi salah satu wadah yang dapat menambah pengetahuan serta motivasi. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Nasional (FEB UNAS) mengadakan kuliah umum yang bertajuk Lecture Series. Tema yang diangkat mengenai Academic Entrepreneurship pada hari Kamis (10/9) yang diadakan secara daring.
Kewirausahaan akademik sendiri merupakan konsep yang telah lama dikembangkan di Eropa dan Amerika, namun belum secara utuh dilaksanakan di Indonesia. Sedangkan, menurut Dekan FEB UNAS Kumba Digdowiseiso, S.E., M.App.Ec., Ph.D., kewirausahaan akademik dapat masuk ke semua tingkat dan lini usaha yang mampu membawa dampak kepada masyarakat secara nyata.

Setidaknya ada dua atribut yang harus dimiliki oleh dosen maupun mahasiswa dalam konsep kewirausahaan akademik yang disampaikan oleh Kumba. Pertama, atribut sebagai akademisi yang salah satunya memiliki kemampuan analitis. Kedua, atribut sebagai wirausaha. “Sebagai entrepreneur dia harus punya inovasi. Kemudian membuat value kepada konsumen serta dia mau tidak mengambil resiko,” tuturnya saat memberikan opening speech.
Pada kesempatan ini mengundang Dosen Senior dan juga Associate Professor Lancaster University Management School Dr. Danny Soetanto sebagai keynote speaker. Menjelaskan terkait kewirausahaan akademik secara definisi juga secara keilmuan dan praktis. Serta bagaimana merefleksi konsep yang telah diterapkan di luar negeri untuk dapat ditiru, dimodifikasi ataupun dirubah jika ingin diimplementasikan ke dalam konteks usaha di Indonesia.

Danny sempat menggaris bawahi bahwa universitas memilki peran penting dalam konsep ini. Tidak hanya untuk menghasilkan mahasiswa namun juga bisa membantu pertumbuhan ekonomi. Hal ini dilihat dari segi teori inovasi yang bisa didasarkan oleh aspek keilmuan dan dikomersialisasi melalui ilmu wirausaha.
Keluaran dari konsep kewirausahaan akademik tidak hanya sekedar berbentuk usaha mandiri. “Academic entrepreneurship bisa dalam bentuk paten, lisensi, tidak harus bahwa dosen atau mahasiswa atau peneliti membuka usaha sendiri,” tutur Danny. Ia menjelaskan bahwa bisa dengan cara mencari perusahaan yang bersedia untuk memasarkan dan membayar loyalti atas inovasi tersebut. Selain itu, akademisi juga bisa menjadi konsultan yang telah dibekali dengan kemampuan berwirausaha.

Acara ini dimoderatori oleh Dosen FEB UNAS Drs. Suadi Sapta Putra, M.M. yang juga membagikan sudut pandang kewirausahaannya sebagai Kepala Inkubator Wirausaha Mandiri UNAS. Dihadiri pula oleh para dosen dan mahasiswa baik dari internal maupun eksternal UNAS. (*ARS)