Jakarta (Unas) – Center for Australian Studies (CFAS) atau Pusat Studi Australia Universitas Nasional (Unas) laksanakan rapat koordinasi pertamanya sejak berdiri pada 03 Juni 2021 lalu. Rapat ini dihadiri oleh penasihat CFAS, BPH CFAS, Wakil Rektor Bidang Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat dan Kerja Sama Unas, serta beberapa stakeholder yang berlangsung pada Kamis, (31/03) secara luring.
Dalam sambutannya, Wakil Rektor Bidang Penelitian, Pengabdian Kepada Masyarakat, dan Kerja Sama Unas, Prof. Dr. Ernawati Sinaga, M.S., Apt., berharap program Pusat Studi Australia ini bisa menjadi jembatan antara Indonesia dan Australia yang memiliki tujuan yang baik dalam bidang pengembangan berbagai disiplin ilmu di Indonesia.
Rapat Koordinasi CFAS juga dihadiri oleh Ghofar Ismail selaku Minister Counsellor KBRI di Canberra, Australia. Ia menekankan bahwa saat ini CFAS merupakan satu-satunya Pusat Studi Australia di Indonesia.
“Dengan demikian, peluang-peluang yang terbuka sangat besar untuk CFAS melakukan berbagai kolaborasi dengan berbagai stakeholder di Australia dan di Indonesia,” tuturnya.
Dalam kesempatan yang sama, Penasihat CFAS, Mr. Kevin Evans meminta Pusat Studi Australia Unas untuk melakukan berbagai pendekatan multidisiplin dalam berbagai penelitian dan program yang akan dilaksanakan.
“Sebagai satu-satunya lembaga Pusat Studi Australia, CFAS harus melaksanakan kemitraan untuk merealisasikan program pertukaran mahasiswa Australia dan Indonesia,” katanya.
Disamping itu, Kresno Brahmantyo, Ph.D. yang juga merupakan Penasihat CFAS menjelaskan bahwa kedudukan CFAS yang berada di bawah rektorat memiliki peran yang baik untuk melakukan berbagai pendekatan multidisiplin.
“Untuk memahami Australia juga perlu adanya pendekatan multidisiplin sehingga di 2022 CFAS harus melaksanakan berbagai kegiatan yang memiliki pendekatan multidisiplin,” imbuhnya.
Menanggapi hal tersebut, Kepala CFAS Harry Darmawan, S.Hum., M.Si menerima baik berbagai masukan dan harapannya di 2022, serta akan melakukan berbagai kemitraan dan penelitian dengan berbagai stakeholder, terutama untuk mulai memperkenalkan berbagai pendekatan multidisiplin.(*CFAS/NIS)
Bagikan :